Jika kita mencermati keadaan umat Islam
sekarang ini, kita akan melihat bahwa kebanyakan umat Islam lebih
terfokus pada mengklaim diri atau golongannya masing-masing sebagai
yang paling benar. Akibat dari saling mengklaim ini timbulah
perpecahan dalam umat Islam sendiri. Muncul berbagai macam
golongan-golongan. Ada NU, Muhammadiyah, Persis, Sunni, Syi'ah,
Salafy, dan golongan-golongan lainnya. Semuanya mengklaim, “Saya
yang paling benar, dan yang lain salah..!!”. Hanya karena perbedaan
yang furu'iyah saja sudah saling menyalahkan dan menjelek-jelekkan.
Yang pada akhirnya terjadilah pertengkaran. Dan bagi umat Islam yang
awam pun bukannya jadi simpati. Karena melihat sikap umat Islam yang
seperti itu akhirnya mereka lebih memilih menjauh dari ajaran agama
dan terjebak dalam sekulerisme. Berstatus agama Islam, namun
kehidupannya jauh dari ajaran Islam. Bahkan ada juga yang sampai
berbalik menjadi memusuhi Islam.
Jika semuanya mengklaim yang paling
benar, lalu siapa sesungguhnya golongan yang paling benar? Apakah NU,
Muhammadiyah, Persis, Sunni, Syi'ah, Salafy, atau golongan yang
lainnya? Ini pertanyaan yang sering kita dengar. Jika pertanyaan ini
kita ajukan kepada golongan-golongan yang ada di zaman sekarang, maka
kita tidak akan menemukan jawabannya. Karena semuanya mengaku paling
benar. Dan tidak ada satupun jaminan dari ALLOH bahwa salah satu dari
masing-masing golongan tersebut adalah yang paling benar. Adakah
dalam Al-Qur'an bahwa NU yang paling benar? Adakah dalam Al-Qur'an
bahwa Muhammadiyah yang paling benar? Adakah dalam al-Qur'an
golongan-golongan lainnya di zaman sekarang yang paling benar? Tidak
ada! Jadi semuanya tidak ada jaminan sebagai yang paling benar. Namun
jika kita melintasi zaman maka ada satu golongan dari umat Islam yang
dijamin benar oleh ALLOH swt, yaitu Rosululloh saw dan para Sahabat.
Kita lihat surat Al-Fath ayat 29:
مُّحَمَّدٌ
رَّسُولُ اللَّـهِ ۚ وَالَّذِينَ
مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى
الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ
ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّـهِ
وَرِضْوٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى
وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ
ۚ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى
التَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى
الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ
شَطْعَهُ فَـَٔازَرَهُۥ فَاسْتَغْلَظَ
فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ
يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ
بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ
اللَّـهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟
وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ مِنْهُم
مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
“Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia
dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Fath:29)
Jadi tidak ada gunanya saling mengklaim
sebagai yang paling benar. Karena tidak ada jaminannya dari ALLOH swt
dan hanya akan menimbulkan perpecahan dan pertengkaran sesama saudara
sendiri. Lagi pula yang tahu mana yang benar kan hanya ALLOH swt
saja. Daripada saling mengaku-ngaku yang paling benar, lebih baik
kita fokus untuk mengikuti jejak langkah Rosululloh saw dan para
Sahabat. Hasilnya akan lebih nyata daripada mengaku-ngaku benar
padahal belum tentu benar.
Jadi – sekali lagi – mari kita
sama-sama berusaha untuk fokus mengikuti jejak langkah Rosululloh saw
dan para Sahabat. Mudah-mudahan kita semua selamat dan bahagia di
dunia dan akhirat.
Wallohu 'alam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar