Minggu, 24 Maret 2013

Fokus Mengikuti Jejak Langkah Rosululloh saw dan para Sahabat


Jika kita mencermati keadaan umat Islam sekarang ini, kita akan melihat bahwa kebanyakan umat Islam lebih terfokus pada mengklaim diri atau golongannya masing-masing sebagai yang paling benar. Akibat dari saling mengklaim ini timbulah perpecahan dalam umat Islam sendiri. Muncul berbagai macam golongan-golongan. Ada NU, Muhammadiyah, Persis, Sunni, Syi'ah, Salafy, dan golongan-golongan lainnya. Semuanya mengklaim, “Saya yang paling benar, dan yang lain salah..!!”. Hanya karena perbedaan yang furu'iyah saja sudah saling menyalahkan dan menjelek-jelekkan. Yang pada akhirnya terjadilah pertengkaran. Dan bagi umat Islam yang awam pun bukannya jadi simpati. Karena melihat sikap umat Islam yang seperti itu akhirnya mereka lebih memilih menjauh dari ajaran agama dan terjebak dalam sekulerisme. Berstatus agama Islam, namun kehidupannya jauh dari ajaran Islam. Bahkan ada juga yang sampai berbalik menjadi memusuhi Islam.

Jika semuanya mengklaim yang paling benar, lalu siapa sesungguhnya golongan yang paling benar? Apakah NU, Muhammadiyah, Persis, Sunni, Syi'ah, Salafy, atau golongan yang lainnya? Ini pertanyaan yang sering kita dengar. Jika pertanyaan ini kita ajukan kepada golongan-golongan yang ada di zaman sekarang, maka kita tidak akan menemukan jawabannya. Karena semuanya mengaku paling benar. Dan tidak ada satupun jaminan dari ALLOH bahwa salah satu dari masing-masing golongan tersebut adalah yang paling benar. Adakah dalam Al-Qur'an bahwa NU yang paling benar? Adakah dalam Al-Qur'an bahwa Muhammadiyah yang paling benar? Adakah dalam al-Qur'an golongan-golongan lainnya di zaman sekarang yang paling benar? Tidak ada! Jadi semuanya tidak ada jaminan sebagai yang paling benar. Namun jika kita melintasi zaman maka ada satu golongan dari umat Islam yang dijamin benar oleh ALLOH swt, yaitu Rosululloh saw dan para Sahabat. Kita lihat surat Al-Fath ayat 29:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّـهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّـهِ وَرِضْوٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْعَهُ فَـَٔازَرَهُۥ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّـهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
(QS. Al-Fath:29)

Jadi tidak ada gunanya saling mengklaim sebagai yang paling benar. Karena tidak ada jaminannya dari ALLOH swt dan hanya akan menimbulkan perpecahan dan pertengkaran sesama saudara sendiri. Lagi pula yang tahu mana yang benar kan hanya ALLOH swt saja. Daripada saling mengaku-ngaku yang paling benar, lebih baik kita fokus untuk mengikuti jejak langkah Rosululloh saw dan para Sahabat. Hasilnya akan lebih nyata daripada mengaku-ngaku benar padahal belum tentu benar.

Jadi – sekali lagi – mari kita sama-sama berusaha untuk fokus mengikuti jejak langkah Rosululloh saw dan para Sahabat. Mudah-mudahan kita semua selamat dan bahagia di dunia dan akhirat.

Wallohu 'alam...

Kreasi Seni Islami 1431H

Sebuah video nostalgia. Slideshow foto-foto tampilan santri/santriyah Madrasah Al-Ikhlas dalam rangka peringatan Maulid Nabi 1431H



Jumat, 22 Maret 2013

Lembar Mewarnai - Ayam

Anak-anak sangat senang mewarnai. mewarnai juga dapat merangsang imajinasi dan kreatifitas anak. dan masih banyak lagi manfaat lainnya. kali ini saya kirimkan beberapa lembar mewarnai tentang ayam. semoga bermanfaat.


Mewarnai - Ayam - 1 by Hamdani Fajar



Link lainnya:
Mewarnai Ayam 1
Mewarnai Ayam 2
Mewarnai Ayam 3
Mewarnai Ayam 4
Mewarnai Ayam 5
Mewarnai Ayam 6
Mewarnai Ayam 7
Mewarnai Ayam 8
Mewarnai Ayam 9
Mewarnai Ayam 10
Mewarnai Ayam 11
Mewarnai Ayam 12

Untuk dokumen lainnya. silahkan kunjungi scribd saya

Sabtu, 09 Maret 2013

Kisah Seekor Anak Singa yang Bermental Kambing

-->
Ini adalah sebuah kisah penuh makna yang saya kutip dari Novel ketika cinta bertasbih 2.


Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerak-gerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu.

Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Merasakan hangatnya kasih-sayang seperti itu, si bayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu.

Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing. Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya. Tingkah lakunya juga layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing yaitu mengembik bukan mengaum!

Ia merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambing-kambing lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.

Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.

Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.

Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komunitas kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikkan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.

Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah,

Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa menyelamatkan saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala yang jahat itu!”

Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sedih karena ia tak bisa berbuat apa-apa.

Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan nekat dan lari ia menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan cengkeramannya.

Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya!

Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras,
embikkk!”

Lalu ia mundur lagi ke belakang. mengambil ancang-ancang untuk menyeruduk lagi.

Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahwa singa yang ada di hadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing.

Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!

Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukan kepalanya layaknya kambing, sang serigala sudah siap dengan kuda-kudanya yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukankah singa adalah raja huta?

Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa itu. Di saat yang kritis itu itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun.

Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat!

Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.

Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu ikut lari. Singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran heran kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata,

Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak memangsa anak singa!”

Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,

Jangan bunuh aku, ampuuunnn!”

Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”

Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata,

Tidak! Aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”

Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.

Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri. Lalu membandingkan dengan singa dewasa.

Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut,

Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa si raja hutan!”

Ya! Karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” tegas singa dewasa.

Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”

Ya! Kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” kata sang singa dewasa.

Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengam dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengan auman anak singa itu. Anak singa itu kembali berterian penuh kemenangan,

Aku adalah seekor anak singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”
Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.


*****

 Saudaraku kaum muslimin. Sadarkah kita? seekor anak singa yang bermental kambing itu sesungguhnya adalah gambaran tentang umat Islam di zaman sekarang ini Di zaman Rosululloh semuanya gentar oleh umat Islam. Persatuan umat Islam begitu kuat. Tidak ada yang berani mengganggu umat Islam di manapun. Sesungguhnya umat Islam - yang mengikuti ajaran Islam - tidak pernah mengganggu siapa pun, tapi jika umat Islam dizholimi maka seluruh dunia akan bergerak membelanya dan membalasnya. Sebagai contoh yang terjadinya ketika perang mu'tah di zaman Rosululloh, perang itu terjadi karena utusan Rosululloh ke Romawi dibunuh. Maka Rosul menyatakan perang terhadap Romawi. Namun setelah semuanya reda, di manapun umat Islam kembali menyebarkan rahmat.

Tapi apa yang terjadi dengan umat Islam di zaman sekarang?  Banyak dari saudara-saudara kita yang malu dengan ajaran Islam dan lebih bangga dengan kemodernan, lebih bangga dengan bermegah-megahan, lebih bangga dengan memiliki banyak kertas (uang). Banyak umat Islam saat ini yang  takut miskin, takut fakir, takut tidak punya uang, takut tidak punya kerjaan, takut tidak punya jodoh, takut tidak dapat gelar, takut dihina karena tidak memiliki dunia dan rela melanggar larangan ALLOH hanya untuk mendapatkan yang tidak seberapa itu. Padahal umat Islam memiliki ALLOH dan memiliki Surga, yang jauh lebih baik dari semuanya itu.  Persis seperti seekor anak singa yang bermental kambing tersebut.

Kita - umat Islam - sesungguhnya adalah singa yang bila mengaum sekali saja maka akan bergetarlah seluruh isi dunia ini. Maka mengapa mesti takut untuk menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan kita? Mengapa mesti malu? Marilah kita sama-sama bangkit! Mari kita bangkit untuk menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan kita. Mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh saw dalam kehidupan. Seperti yang telah dilakukan oleh Rosululloh saw dalam kehidupannya yang menggentarkan seluruh isi dunia. 

Buku Setoran Hafalan Juz 'Amma

Berikut ini adalah buku setoran hafalan juz 'Amma yang saya susun untuk memudahkan dalam menghafal dan mengajar hafalan Juz 'Amma.




link download

Contoh cara menggunakan buku ini:
  1. Santri menyetor bacaan Ayat pertama surat An-Naba. Bila bacaannya telah benar dan lancar maka diparaf pada kolom "Sorog/Setor Baca" pada baris pertama.Bagi santri kecil yang belum bisa membaca Al-Qur'an pun bisa, dengan disorog hafalan, yaitu kita membacakan dan satri tersebut mendegnarkan dan mengikuti samapi lancar.
  2. Setelah itu santri membaca sendiri ayat tersebut sebanyak 20 kali.
  3. Kemudian santri menyetorkan hafalannya dengan membacakan hafalan ayat tersebut.
  4. Penerima setoran memperhatikan dan menilai santri tersebut. Bila santri belum hafal, maka santri harus mengulangi lagi membaca ayat tersebut, walaupun tidak harus 20 kali. Bila santri sudah hafal tapi tanpa tajwid dan bacaannya masih belum lancar, maka dapat diparaf pada kolom "Sekedar Hafal", pada baris ayat pertama tersebut. Bila sudah lancar tapi masih belum bertajwid, maka paraf juga pada kolom "lancar". Dan bila sudah lancar dan tajwid serta makhorijul hurufnya sudah baik, maka paraf juga pada kolom "Tajwid". 
  5. Bila santri minimal telah mendapatkan paraf "Sekedar Hafal" maka santri boleh melanjutkan ke baris berikutnya atau mengulang sampai lancar dan tajwid, sesuai dengan umur dan kemampuan santri tersebut.
  6. dan seterusnya mengikuti petunjuk pada kolom surat dan ayat.
Semoga bermanfaat. Kritik dan saran saya nantikan agar buku ini menjadi lebih baik lagi.

Asma'ul Husna

Lirik Nasyid Asma'ul Husna - Hadad Alwi, dengan sedikit penyesuaian...
 
Yaa ALLOH Yaa Rohmaan..
Yaa Rohiim Yaa Malik..
Yaa Qudduus Yaa Salaam..
Yaa Mu’min Yaa Muhaimin..

Yaa ‘Aziz Yaa Jabbaar..
Yaa Mutakabbir Yaa Kholiq..
Yaa Baari’ Yaa Mushowwir..
Yaa Ghoffaar Yaa Qohhaar..

Yaa Wahhaab Yaa Rozzaaq..
Yaa Fattaah Yaa ‘Aliim..
Yaa Qoobidh Yaa Baasith..
Yaa Khoofidh Yaa Roofi’..

Yaa Mu’izz Yaa Mudzill..
Yaa Samii’ Yaa Bashiir..
Yaa Hakam Yaa ‘Adl..
Yaa Latiif Yaa Khobiir..

Yaa Haliim Yaa ‘Adhiim..
Yaa Ghofuur Yaa Syakuur..
Yaa ‘Aliyy Yaa Kabiir..
Yaa Hafiizh Yaa Muqiit..

Yaa Hasiib Yaa Jaliil..
Yaa Kariim Yaa Roqiib..
Yaa Mujiib Yaa Waasi’..
Yaa Hakiim Yaa Waduud..

Yaa Majiid Yaa Baa’its..
Yaa Syahiid Yaa Haqq..
Yaa Wakiil Yaa Qowiyy..
Yaa Matiin Yaa Waliyy..

Yaa Hamiid Yaa Muhshii..
Yaa Mubdi’ Yaa Mu’iid..
Yaa Muhyii Yaa Mumiit..
Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum..

Yaa Waajid Yaa Maajid..
Yaa Waahid Yaa Shomad..
Yaa Qoodir Yaa Muqtadir..
Yaa Muqoddim Yaa Mu’akhkhir..

Yaa Awwal Yaa Aakhir..
Yaa Zhoohir Yaa Baathin..
Yaa Waali Yaa Muta’aali..
Yaa Barr Yaa Tawwaab..

Yaa Muntaqim..
Yaa ‘Afuww Yaa Ro’uuf..
Yaa Ahad..
Yaa Maalikul Mulki
Yaa Dzul Jaalali wal Ikroom..

Yaa Muqsith Yaa Jaami’..
Yaa Ghoniyy Yaa Mughnii..
Yaa Maani’ Yaa Dhorr..
Yaa Naafi’ Yaa Nuur..

Yaa Haadi Yaa Badii’..
Yaa Baaqi’ Yaa Waarits..
Yaa Rosyiid Yaa Shobuur..
Yaa ALLOH Yaa ALLOH..

Yaa ALLOH Yaa ALLOH..
Yaa ALLOH Yaa ALLOH..
Yaa ALLOH Yaa ALLOH..
Yaa ALLOH Yaa ALLOH..

Yaa ALLOOOHHH.........

Penyikapan Syariat - Hakikat


Mungkin kita sering bingung ketika mempelajari Islam kemudian kita menemukan hal-hal yang seolah-olah bertentangan. Misalnya, kita mengetahui bahwa orang2 yang beriman, beramal sholeh dan tidak menyekutukan ALLOH maka dia akan dimasukan ke Surga. Dan orang2 yang kafir, durhaka, berdosa dan menyekutukan-NYA akan dimasukkan ke Neraka. Sementara kita juga mengetahui bahwa masuk Surga atau Nerakanya seseorang itu sudah ditetapkan oleh-NYA sebelum kita lahir.

Begitu juga dengan kasus bencana alam. Dimana satu sisi dalam Al-Quran menyebutkan bhw bencana itu akibat perbuatan manusia. Sedangkan pada ayat lain menyebutkan bhw itu sudah tercatat dalam kitab (sudah ditetapkan).

Kasus lain ketika kita mengetahui bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa yang menurunkan air dari langit adalah ALLOH, sedangkan kita melihatnya air itu turun karena adanya gaya gravitasi bumi.

Kasus lain ketika kita maksiat. Satu sisi maksiat ini adalah kesalahan kita, sedangkan disisi lain maksiat kita sudah ditakdirkan.

Kasus lainnya lagi adalah tentang rezeki, dimana satu sisi kita mengetahui bahwa rezeki itu akan kita dapatkan jika kita bekerja/usaha. Sementara sisi lain rezeki itu sudah ditetapkan dan diatur oleh-NYA.

Bingung kan? Mana yang benar? Seolah-olah hal ini seperti yang bertentangan. Bahkan tidak jarang para ulama sampai bertengkar karena mempertahankan pendapatnya dan menyalahkan pendapat yang lainnya yang berbeda.

Dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya yang serupa, yang sebenarnya kuncinya sangat sederhana. Kita tinggal merubah pertanyaan kita dari yang asalnya “Mana yang benar?” menjadi “Bagaimana menyikapinya?”. Memahami ilmu itu harus membuahkan PENYIKAPAN, bukan untuk membuahkan PENGAKUAN.

Salah satu metode penyikapan masalah2 di atas yang sederhana dan umum adalah: “Kita tentukan hal2 tersebut termasuk sisi SYARIAT atau sisi HAKIKAT, kemudian kita sikapi sesuai pada tempatnya masing-masing dan jangan sampai tertukar”.

Manusia dlm menyikapi sebuah realita kehidupan dan masalahnya dia dikaruniai kemampuan untuk memandang dari dua sisi, yaitu sisi SYARIAT dan sisi HAKIKAT.

Sisi SYARIAT adalah realita yg nampak dan dapat difahami oleh indera lahiriah kita, misalnya: gerakan fisik, bacaan, buah apel yg jatuh dari pohon, peristiwa alam, sebab-akibat, dsb.

Sedangkan sisi HAKIKAT adalah realita yg sebenar-benarnya yg tdk bisa difahami oleh indera lahiriah kita, misalnya: takdir, af'al (perbuatan/tindakan) ALLOH, dsb.

Kita harus pandai2 menempatkan masing2 sisi tersebut pada tempatnya masing2 dan jangan sampai tertukar.

Sisi SYARIAT tempatnya di dalam AKTIVITAS kehidupan kita.

Sedangkan sisi HAKIKAT tempatnya di dalam HATI kita.

Dan jangan sampai tertukar.

Misalkan dalam kasus REZEKI:

Satu sisi kita memahami bahwa rezeki akan kita dapatkan jika kita bekerja.

Inilah sisi SYARIAT dari rezeki tersebut yg mana penyikapan hal ini harus ditempatkan pada AKTIVITAS kita.?Artinya ketika kita membutuhkan rezeki maka kita harus bekerja dalam rangka beribadah kpd-NYA.?Tentu saja secara SYARIAT ada aturannya untuk mendapatkan rezeki itu, antara lain hrs yg halal, hny sebatas memenuhi kebutuhan, dsb.

Inilah yg dimaksud menempatkan penyikapan pada AKTIVITAS kita, yaitu fisik/ fikiran kita bekerja. Dan tentunya harus sesuai dgn aturan SYARIAT.

Di sisi lain kita juga memahami bahwa rezeki itu sudah ada yg mengatur.

Inilah sisi HAKIKAT dari rezeki tersebut yg mana penyikapannya hrs ditempatkan dalam HATI.

Artinya HATI kita harus ridho dan ikhlas jika kita mendapatkan rezeki yg tdk sesuai dgn harapan kita.??Krn menyadari betul bahwa sekeras apapun bekerja itu tdk akan bisa menjamin rezeki yg didapat akan melimpah.?Krn rezeki itu memang DIA yg mengaturnya.?Dan dia yakin bhw yg DIA tetapkan itu pasti yg terbaik, krn setiap ketetapannya itu lahir dari Rohman-Rohim-NYA (kasih-sayang-NYA).?Sehingga HATI kita akan ikhlas dan ridho bahkan bersyukur jika kita mendapatkan rezeki walaupun sedikit.

Dan HATI kita juga tidak akan takabur dan kikir jika kita mendapat rezeki yg besar.?Krn benar2 sadar bahwa rezeki itu pemberian-NYA, dimana disana ada hak2 orang lain di dalamnya.?Ketika dalam AKTIVITAS bekerjanya pun niat di dalam HATI-nya bukan untuk mendapatkan rezeki, tp ikhlas krn ALLOH.?Itulah penempatan penyikapan sisi HAKIKAT dalam HATI, yaitu ikhlas, ridho, syukur, tdk takabur, tdk kikir.

Jangan terbalik, kita memahami HAKIKAT lalu menempatkannya dlm AKTIVITAS kita, bukan dalam HATI kita.??Misalnya ketika memahami bahwa rezeki itu sudah ada yg mengaturnya dan sekeras apapun kita bekerja dan berusaha maka hal itu tdk akan mampu menjamin rezekinya, dan tanpa usaha pun kalau memang sudah ditentukan dpt rezeki maka pasti rezeki akan datang. Kemudian dia berfikir, “jika begitu buat apa kita susah2 bekerja keras, toh kalau memang ALLOH menetapkan rezeki kita maka pasti akan kita dapatkan walaupun tanpa bekerja”.?Ini adalah penyikapan yg keliru.

Sekalipun pemahaman hakikatnya benar, namun bila penyikapannya seperti itu berarti dia tdk mensyukuri potensi fisik dan potensi berfikir yg telah ALLOH berikan sebagai sarana kita untuk beribadah kpd-NYA.

Begitupun sebaliknya, ketika kita memahami SYARIAT namun penyikapannya dimasukkan ke dalam HATI.?Misalkan kita memahami bhw untuk mendapatkan rezeki kita hrs bekerja.?Lalu dia menempatkan pemahaman ini ke dalam hatinya, sehingga yg difikirkannya sehari2 adalah bekerja dan bekerja untuk mendapatkan rezeki.?Dalam keadaan seperti ini dia akan melupakan sisi hakikatnya bhw rezeki ALLOH yg mengatur.?Sehingga ketika rezeki yg didapat tdk sesuai dgn keinginannya maka dia akan stres dan frustasi bahkan putus asa.

Begitupun ketika dia mendapatkan rezeki yg melimpah dia akan menisbatkan rezeki yg diperolehnya adalah hsl kerja kerasnya selama ini sehingga dia menjadi takabur, dan dia juga lupa bhw sebenarnya yg memberikan rezeki itu adalah ALLOH sehingga menyebabkan dia menjadi kufur nikmat dan kikir.

Motivasi kerjanya pun akan sangat tinggi. Karena dia bekerja bukan karena mengharapkan rezeki, tapi dia bekerja karena ingin memberikan yang terbaik untuk ALLOH. Mensyukuri semua potensi yang telah dikaruniakan kepadanya. Mensyukuri potensi fisik, potensi waktu, potensi fikiran, termasuk mensyukuri potensi sunnatuLLOH sebab-akibat yang telah ALLOH rancang seperti bila bekerja maka akan mendapat gaji/upah/untung.

Berbeda dengan orang yang motivasi kerjanya karena selain ALLOH, dia akan semangat kerja jika gaji besar sementara jika gaji kecil dia malas bekerja. Dia akan semangat kerja ketika ada bos atau pengawas, tapi ketika tidak ada dia malas-malasan. Dia akan semangat kerja ketika tau usahanya akan untung besar, tapi ketika tau usahanya kurang menguntungkan dia akan malas bekerja.

Sekalipun pemahaman SYARIAT-nya benar namun dalam menempatkannya salah maka penyikapannya tdk lagi bernilai ibadah dalam pandangan ALLOH. Walaupun ada kalanya penyikapan SYARIAT oleh HATI ini dimaklumi oleh ALLOH, karena tidak semua orang mampu memfungsikan sudut pandang HAKIKAT ini.

Itu adalah satu contoh penerapan konsep penyikapan syariat-hakikat. Pada kasus-kasus lainnya yang serupa, tinggal kita terapkan saja seperti contoh di atas. Sekali lagi kuncinya adalah: tentukan hal itu masuk ke sisi mana, SYARIAT atau HAKIKAT; kemudian sikapi sesuai pada tempatnya masing-masing dan jangan sampai tertukar.

Semoga bermanfaat. Wallohu’alam bishowab.

Modul Pesantren Romadhon 1433 - Romadhon Bersama Khulafaur Rosyidin

Modul Materi Kegiatan Pesantren Romadhon Tahun 1433H yang bertemakan "Romadhon bersama Khulafaur Rosyidin"..

Modul Pesantren Romadhon 1433H - Romadhon Bersama Khulafaur Rosyidin by 'Aam' Hamdani Fajar